pagi ini.....ada tanggapan, yang saya yakin akan menambah dan membuka wawasan kita.saya pikir pertanyaan2 ini juga pasti ada dibenak kita semua......
sekali lagi kembali saya buka untuk saling menambah dan share.....yang pada titik akhirnya nanti minimal untuk membuka peluang, wawasan, ilmu dan segala kemungkinan bagi
komunitas kita kedepan. AMIIN (bagi warga TDA JOGLO....ini udah langsung di pablis di millis)
"Temans aksi,
Lontaran Pak Roni atas tulisan Mbak Evi (saya lebih senang menyebutnyaMbak Umi) di http://newumi/. blogspot. com/2007/ 12/komentar. html menarikuntuk dikaji lebih jauh. Namun saya akan coba tuangkan dalam bentukpertanyaan-pertanya an.
Internal
Wik, gitu dong....biar saya lebih pinter. Mas emang moy :). Saya jadi bisa banyak tambahan ilmu nih. Makasih ya Mas...Tapi, boleh kan dikit-dikit saya sambung lagi? Tentu sejauh yang saya tahu. Saya coba deh tanggapi satu demi satu. Moga-moga ada manfaatnya.
1. Seberapa banyak member TDA yang memiliki pengetahuan, pengalaman, danketerampilan tentang usaha dan wirausaha yang dapat disebarluaskan?
Tentang totaly member TDA sih pasti mas lebih banyak tahu. Fikiran saya nih, dari data yang sering saya liat, cukup banyak materi yang muncul dan layak untuk kita publish dalam bentuk majalah. pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan tentang usaha dan wirausaha komunitas kita sangat beragam. Mulai dari yang masih baru mau start, yang lagi seperempat jalan, separoh jalan, sampai yang udah menjulang. Semua ini menjadi sangat penting untuk dijadikan acuan
ummat. Tentu harus diramu dengan kemasan-kemasan yang layak memperoleh apresiasi dari masyarakat pembaca.
Katakanlah, misalnya, jumlah member TDA yang sudah melenggang ada 50 orang, setengah jalan 50 orang, yang seperempat jalan 100 orang dan yang baru mulai 500
orang, dan sisanya masih pikir-pikir. Bila ini kita schedulekan secara baik, sudah sangat cukup untuk materi 10 edisi majalah berturut-turut, bila kita pakai periode terbit bulanan. Bagi yang sudah sukses, pasti menarik dipaparkan kiat suksesnya. Bagi yang seperempat dan separoh jalan, pasti menarik dicermati liku-liku mengatasi solusinya. Bagi yang baru mengawali, pasti menarik disimak alternatif-alternatif pilihannya,lengkap dengan pertimbangan pilihan yang
mereka putuskan. Bagi yang masih mau melangkah, ini juga sangat menarik untuk dianalisa dan dipaparkan. Kita bisa mengambil nara sumber sesuai dengan spesifikasinya untuk
memaparkan guidance bagi member-member kita. Harapannya, supaya proses memilihnya benar dan langkah awalnya tidak terlalu meleset. Bila ini sudah dilakukan,
insya Allah, kedepannya kan lebih bagus....
Nah...bila sudah demikian, tentu kelanjutan pasokan materi pada majalah kita ini bisa lebih mantap. Gitu apa ndak kira2 mas...?
2. Seberapa banyak member TDA yang memiliki ketrampilan menulis yangmemadai?
Mencermati blogger2 yang aku coba terobos, sebenarnya kita tidak perlu pesimis. Saya sepakat, bila kehebatan penulisan komunitas kita mungkin tidak terlalu canggih. Tetapi, bila ada ghirah kuta untuk itu, saya optimis, tulisan-tulisan kita bisa lebih baik. Tentu, sentuhan akhirnya tetap kita perlukan person yang memang jawara di bidangnya. Tetapi, ini kan bukan sesuatu yang tidak mungkin ditemukan solusinya?
3. Seberapa banyak member TDA yang tulisannya menarik orang untuk selalu membacanya? Nah, pertanyaan yang ini kayaknya sudah terangkum di poin 2. Artinya, sense of jurnalisnya kan bisa kita mainkan pakarnya?
4. Seberapa banyak member TDA yang mau sering menulis?5. Seberapa banyak member TDA yang mau menulis dengan skedul tetap?6. Seberapa banyak member TDA yang sering menulis sepanjang 3 - 5halaman kuarto satu spasi? Atau sekitar 3.000 - 7.000 kata?7. Seberapa banyak member TDA yang bisa membuat "gambar berbicara"? Hi3...saya tahu nih. Ternyata mas Reza malah sangat paham tentang teknisnya. Ayo dong mas...Saya jadi lebih kebelet setelah baca pertanyaan poin
4,5,6 dan 7 ini. Yang pasti, teknis seperti ini tidak mungkin kita bebankan ke member. Proses menulis bisa terschedule, ukuran tertentu, bikin gambar bicara pasti bukan bidang kita. Tapi, bila kita mau, kan pasti ada solusinya? yang ini kan pelajaran dari mas?
8. Adakah member TDA yang bergerak dalam bidang percetakan, fotografi,editing dan tata letak, penerbitan, pendistribusian media danpengelolaan jasa periklanan media?
Ini pasti kunci suksesnya ya mas...Tapi, dengan dukungan komunitas kita, rasanya faktor-faktor ini bukan kendala berarti. Bahkan, bila boleh lebih optimis dikit, ini kan bukan kendala. Bagi saya, ini malah peluang yang menarik untuk kita tangkap. ''Membalik kendala menjadi peluang'' gitu kan...?
9. Seberapa banyak tulisan member TDA yang dimuat di media massa?
10. Seberapa banyak member TDA yang diwawancarai media massa dan dimuat?
Nah, inilah yang saya prihatinkan. Kenapa kemasan yang mestinya bisa lebih kita dorong malah dipasifkan? Seolah kita hanya menunggu ''belas kasihan'' para pelaku media itu? Menurut saya sih, sebenarnya semua materi menarik untuk masing-masing level pelaku usaha. Hanya lantaran mereka punya alur sendiri, tulisan dan member yang mereka ambil pun yang sesuai dengan alur mereka. Nah...kita kan punya alur sendiri...?
11....
Eksternal
Beberapa pertanyaan ini kayaknya seperti ujian semesteran waktu saya kuliah mas. Tapi, sekedar yang saya tahu, boleh kan aku coba kasih jaban?
1. Siapakah yang akan membeli?
Member TDA dan para pemula serta pelaku wira usaha, pembina ukm, perbankan yang concern pada kredit UMKM, dan pejabat-pejabat terkait dengan kewirausahaan dan lain-lain.
2. Seberapa besar kemampuan bayarnya?
3. Seberapa besar kemauan membayarnya?
4. Seberapa sering akan membeli?
Saya kira, kisaran 15 sampek 20 ribu per bulan tidak sih terlalu berat. Apalagi bagi orang-orang yang kayak saya, yang lagi banyak perlu bimbingan.5. Tiadakah media pesaing?6. Tiadakah media massa yang tertarik menuangkan pengalaman member TDA? Kompetitor pasti ada. Beberapa media yang sudah ada saja, banyak yang tertarik pada komunitas kita. Ini kan ukuran nyata yang bisa digunakan untuk mewujudkan gagasan ini...
7. Tiadakah media massa yang mau bekerjasama?
Saya lebih suka ini menjadi peluang komunitas kita. Tujuannya, tentu supaya arah missinya lebih nyambung mbung dengan komunitas TDA. Langgam kita kan menebar rahmat. Dengan cara ini, saya yakin optimalisasi menebar rahmat bisa kita tingkatkan. Sekaligus, cara ini lebih pas untuk menjaga agar visi dan missi kita tetap berjalan pada rel yang mengandung berkah. Amin
Alternatif
1. Fokus pada menebar rahmat, menuliskan pengalaman, membagikanpengalaman, membantu yang lain berkembang, dengan cara lain
2. Bekerjasama dengan media massa dan media terbatas, baik dalam bentukartikel khusus, tulisan berseri, liputan khusus
3. Penerbitan eMagazine atau newsletter berkala yang bisa diprint dandifotocopy serta mudah disebarkan ke kalangan offline
4. ...
untuk temen2 soloraya......saya ikut priharin, dan insya allah ingin ikut membantu; shg mohon kejelasan no rek. dan no telp yang bisa saya hub. apakah Mas Awan kurniawan ataukah mas Sangaji wibisono. bencana memang dimana mana bahkan merata sampai keluar jawa; kampung evi di NTB khususnya taliwang juga tidak luput dari bencana. hiks termasuk sma aset.Kepada mbak Widya, saya juga ikut prihatin atas sakitnya ibunda tercinta, semoga lekas sembuh. AMIIN
BY: evi_newumi